Rabu, 09 Maret 2016

Asal-usul Bau Amis Ikan


Setiap kali saya melewati pedagang ikan di pasar, hampir selalu tercium bau amis dari ikan-ikan tersebut. Yah, namanya juga ikan pasti amis. Para pedagang serta pembeli ikan juga tak menghiraukan bau amis tersebut yang  cukup mengganggu bagi saya. Yang terpenting, pedagang bisa mendapat untung dari hasil penjualan ikan, dan pembeli bisa mendapatkan bahan makanan yang bernutrisi tinggi.

Tapi, sebenarnya ikan tak perlu berbau amis, dengan catatan ikan tersebut memang betul-betul segar. Ketika baru saja diangkat dari laut, ikan, kerang, udang dan mahluk laut lainnya tidaklah mengeluarkan bau. Pada saat bahan makanan laut ini mulai mengurai, barulah tercium aroma amis merebak kemana-mana. Daging ikan memang mengurai jauh lebih cepat daripada jenis daging lainnya.

Daging ikan tersusun atas protein yang berbeda dari daging sapi dan ayam. Daging ikan mengandung enzim-enzim dan bakteri yang membuatnya cepat terurai. Dengan kata lain, daging ikan membusuk  lebih cepat. Ketika daging ikan terurai, asam-asam amino (komponen dasar penyusun protein) dalam ikan terurai menjadi amonia, berbagai senyawa belerang, serta bahan kimia bernama amina. Bahan-bahan kimia tersebut yang membuat ikan berbau amis.

Meskipun demikian, ikan yang berbau amis masih tetap aman dikonsumsi. Bau tersebut sudah muncul jauh sebelum ikan menjadi tidak layak konsumsi, artinya sedikit bau amis hanya menunjukan jika ikan tersebut tidak sesegar ketika baru diambil dari laut.

Untuk menghilangkan bau amis ikan, biasanya kita menggunakan irisan jeruk nipis atau cuka. Amina dan amonia, biang keladi bau amis ikan, adalah basa yang dapat dinetralkan oleh asam yang terdapat pada irisan jeruk atau cuka. Jadi, jika kebetulan kita membeli ikan dengan bau yang aduhai, jangan lupa cuci menggunakan air cuka atau beri air perasan jeruk nipis.

Sebab lain mengapa daging ikan lebih cepat membusuk adalah karena di alam bebas, ikan terbiasa memakan ikan-ikan lain yang ukuranya lebih kecil, sehingga ikan-ikan tersebut juga dilengkapi dengan enzim-enzim yang sangat efektif untuk mencerna daging ikan. Enzim-enzim tersebut dapat keluar dari usus ikan akibat penanganan yang kasar setelah ikan ditangkap, hingga akhirnya enzim tersebut mencerna daging ikan itu sendiri. Oleh sebab itulah, daging ikan yang telah dibersihkan isi perutnya lebih tahan lama dibandingkan ikan yang masih utuh.

Berbeda dengan daging hewan daratan, daging ikan mengandung bakteri yang bekerja lebih giat pada suhu hangat di daratan. Ini disebabkan karena bakteri tersebut didesain untuk tinggal di lautan yang dingin, sehingga saat diangkat ke darat bakteri tersebut dengan cepat menguraikan daging ikan. Untuk menghentikan kerja bakteri tersebut, kita harus mendinginkan ikan lebih cepat dari pada mendinginkan daging hewan berdarah panas. Itulah sebabnya mengapa nelayan selalu membawa bongkahan es ketika pergi melaut. Selain untuk menjaga suhu ikan agar tetap dingin, es juga berguna mencegah agar ikan tidak kering.

Selain itu, kebanyakan daging ikan mengandung lemak tidak jenuh lebih banyak dari pada daging hewan darat. Oleh karena itu, daging ikan menjadi pilihan bahan makanan terbaik bagi kalangan yang mendambakan makanan rendah kolestrol. Hanya saja, lemak tidak jenuh lekas menjadi tengik (karena mengalami oksidasi) dibandingkan lemak jenuh pada daging lainnya, misalnya daging sapi. Oksidasi pada lemak mengubah mereka menjadi asam organik yang berbau tidak sedap, yang pada akhirnya membuat bau ikan menjadi tidak sedap.


Referensi :
http://belajar-sampai-mati.blogspot.co.id/2012/02/mengapa-ikan-berbau-amis.html
http://www.kumpulanmisteri.com/2015/10/4-penyebab-ilmiah-mengapa-ikan-berbau.html

0 komentar:

Posting Komentar