Saya tahu, gulali / permen gula itu
dibuat dari campuran gula pasir dan air yang dipanaskan hingga gulanya meleleh.
Bahkan ketika masih kecil, saya sering membuatnya langsung dengan cara
memanaskan gula tanpa air sedikitpun, meskipun hasilnya sedikit gosong. Yang
belum pernah saya pikirkan adalah membuat gulali dari garam. Karena dari garam,
mungkin lebih tepat disebut garamli, permen garam, atau terserah lah mau
disebut apa, walaupun mungkin tidak akan ada orang yang mau makan gulali dari
garam. Yang terpenting, sebenarnya bisakah garam kita lelehkan alih-alih melelehkan gula?
Tentu saja bisa. Semua benda padat
akan meleleh pada suhu yang cukup tinggi. Lagi pula, magma yang ada di perut bumi
sebenarnya batuan yang meleleh kan? Hanya saja, jika kita ingin melelehkan
garam, yang harus kita lakukan adalah memanaskan mereka hingga suhu 801 derajat
celcius. Masalahnya, wajan aluminium yang kita gunakan saja meleleh pada suhu
660,3 derajat celsius, jadi yang akan kita peroleh adalah permen wajan aluminium
berbalut garam. Selamat!
Di kehidupan sehari-hari, kita
melihat bahwa gula lebih mudah dilelehkan karena titik leleh gula jauh lebih
rendah dari titik leleh garam. Gula meleleh pada suhu 185 derajat celcius. Gula
dan garam sudah seperti dua sahabat yang saling melengkapi satu sama lain di
meja dapur, namun mengapa sifat mereka jauh berbeda? Meskipun sama-sama senyawa
kimia yang tampak serupa, sesungguhnya kedua zat tersebut berasal dari kelompok yang
sangat berbeda.
Di jagat raya ini, jumlah senyawa
kimia sangatlah melimpah. Berdasarkan komponen penyusun terbesarnya, para ahli
kimia membaginya menjadi dua kelompok besar, yaitu senyawa organik dan senyawa
anorganik.
Senyawa organik adalah senyawa kimia
yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbonat, karbida, dan oksida
karbon. Senyawa ini banyak dijumpai pada tubuh makhluk hidup (hewan, tumbuhan,
manusia) serta mantan makhluk hidup, misal minyak bumi dan batu bara.
Sementara itu, ada juga senyawa
anorganik. Ya, sesuai namanya tentu senyawa anorganik adalah senyawa yang bukan
organik. Senyawa ini pada umumnya menyusun material / benda tak hidup.
Kebanyakan makanan, obat-obatan, serta bahan kimia yang ada dalam tubuh makhluk
hidup (termasuk gula) adalah senyawa organik, sedangkan semua batuan dan
mineral (contohnya garam) adalah senyawa anorganik.
Salah satu perbedaan sifat yang
paling mencolok antara kedua senyawa tersebut adalah dalam hal kekuatan ikatan
antar molekulnya. Senyawa anorganik biasanya tersusun atas ion-ion : terdiri
atas zat dengan muatan listrik yang berlawanan, yang merupakan jenis ikatan
kimia yang paling kuat, sulit diuraikan. Sementara senyawa organik cenderung
terdiri dari zat yang muatan listriknya sama / netral, sehingga ikatan antar
molekulnya jauh lebih mudah dipisahkan.
Sebenarnya apa yang terjadi ketika
suatu zat meleleh? Ketika zat mendapat panas,gerakan molekul penyusunnya akan semakin beringas,
sama beringasnya seperti lebah yang kita usik sarangnya. Ketika gerakanya makin
cepat, lama-kelamaan ikatan antar molekul semakin lemah. Ketika suhu sudah
mencapai titik tertentu, masing-masing
molekul akan rela melepaskan pegangan tangan antar sesamanya agar bisa bergerak
lebih bebas lagi. Saat itulah zat padat berubah menjadi zat cair. Karena ikatan
antar senyawa organik yang lebih lemah membuat senyawa organik jauh lebih mudah
dilelehkan daripada senyawa anorganik.
Gula, dalam hal ini tersusun atas
senyawa organik, yang memiliki komponen penyusun dengan muatan serba sama, sehingga
cukup mudah dilelehkan. Sedangkan garam, tersusun atas ion-ion natrium dan
klorida, yang mampu berpegangan satu sama lain dengan sangat kuat, sehingga
sulit untuk melelehkannya. Meskipun demikian, kita masih bisa membuat permen
dari lelehan garam, tentu saja dengan menggunakan wadah super yang tahan panas
sangat tinggi serta energi panas yang sangat banyak.
0 komentar:
Posting Komentar