Sabtu, 05 Maret 2016

Permen Aluminium Berbalut Garam


Saya tahu, gulali / permen gula itu dibuat dari campuran gula pasir dan air yang dipanaskan hingga gulanya meleleh. Bahkan ketika masih kecil, saya sering membuatnya langsung dengan cara memanaskan gula tanpa air sedikitpun, meskipun hasilnya sedikit gosong. Yang belum pernah saya pikirkan adalah membuat gulali dari garam. Karena dari garam, mungkin lebih tepat disebut garamli, permen garam, atau terserah lah mau disebut apa, walaupun mungkin tidak akan ada orang yang mau makan gulali dari garam. Yang terpenting, sebenarnya bisakah  garam kita lelehkan alih-alih melelehkan gula?

Tentu saja bisa. Semua benda padat akan meleleh pada suhu yang cukup tinggi. Lagi pula, magma yang ada di perut bumi sebenarnya batuan yang meleleh kan? Hanya saja, jika kita ingin melelehkan garam, yang harus kita lakukan adalah memanaskan mereka hingga suhu 801 derajat celcius. Masalahnya, wajan aluminium yang kita gunakan saja meleleh pada suhu 660,3 derajat celsius, jadi yang akan kita peroleh adalah permen wajan aluminium berbalut garam. Selamat!

Di kehidupan sehari-hari, kita melihat bahwa gula lebih mudah dilelehkan karena titik leleh gula jauh lebih rendah dari titik leleh garam. Gula meleleh pada suhu 185 derajat celcius. Gula dan garam sudah seperti dua sahabat yang saling melengkapi satu sama lain di meja dapur, namun mengapa sifat mereka jauh berbeda? Meskipun sama-sama senyawa kimia yang tampak serupa, sesungguhnya  kedua zat tersebut berasal dari kelompok yang sangat berbeda.

Di jagat raya ini, jumlah senyawa kimia sangatlah melimpah. Berdasarkan komponen penyusun terbesarnya, para ahli kimia membaginya menjadi dua kelompok besar, yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik.

Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbonat, karbida, dan oksida karbon. Senyawa ini banyak dijumpai pada tubuh makhluk hidup (hewan, tumbuhan, manusia) serta mantan makhluk hidup, misal minyak bumi dan batu bara.

Sementara itu, ada juga senyawa anorganik. Ya, sesuai namanya tentu senyawa anorganik adalah senyawa yang bukan organik. Senyawa ini pada umumnya menyusun material / benda tak hidup. Kebanyakan makanan, obat-obatan, serta bahan kimia yang ada dalam tubuh makhluk hidup (termasuk gula) adalah senyawa organik, sedangkan semua batuan dan mineral (contohnya garam) adalah senyawa anorganik.

Salah satu perbedaan sifat yang paling mencolok antara kedua senyawa tersebut adalah dalam hal kekuatan ikatan antar molekulnya. Senyawa anorganik biasanya tersusun atas ion-ion : terdiri atas zat dengan muatan listrik yang berlawanan, yang merupakan jenis ikatan kimia yang paling kuat, sulit diuraikan. Sementara senyawa organik cenderung terdiri dari zat yang muatan listriknya sama / netral, sehingga ikatan antar molekulnya jauh lebih mudah dipisahkan.

Sebenarnya apa yang terjadi ketika suatu zat meleleh? Ketika zat mendapat panas,gerakan  molekul penyusunnya akan semakin beringas, sama beringasnya seperti lebah yang kita usik sarangnya. Ketika gerakanya makin cepat, lama-kelamaan ikatan antar molekul semakin lemah. Ketika suhu sudah mencapai titik tertentu,  masing-masing molekul akan rela melepaskan pegangan tangan antar sesamanya agar bisa bergerak lebih bebas lagi. Saat itulah zat padat berubah menjadi zat cair. Karena ikatan antar senyawa organik yang lebih lemah membuat senyawa organik jauh lebih mudah dilelehkan daripada senyawa anorganik.

Gula, dalam hal ini tersusun atas senyawa organik, yang memiliki komponen penyusun dengan muatan serba sama, sehingga cukup mudah dilelehkan. Sedangkan garam, tersusun atas ion-ion natrium dan klorida, yang mampu berpegangan satu sama lain dengan sangat kuat, sehingga sulit untuk melelehkannya. Meskipun demikian, kita masih bisa membuat permen dari lelehan garam, tentu saja dengan menggunakan wadah super yang tahan panas sangat tinggi serta energi panas yang sangat banyak. 




0 komentar:

Posting Komentar