Kamis, 03 Maret 2016

Pemutih Pakaian : Senyawa Eksotis dalam Rumah Kita


Bagi seseorang yang terbiasa hidup merantau tentu sudah terbiasa hidup mandiri. Begitupun dalam hal urusan mencuci pakaian. Jika memiliki budget lebih, memang tak masalah menitipkan pakaian kotor kita ke tempat-tempat laundry. Namun jika ingin berhemat, tentu saja harus bersusah payah mencuci sendiri meskipun stamina badan ini telah terkuras akibat setumpuk tugas kampus atau seabrek pekerjaan.

Kondisi ini akan bertambah parah, apabila noda-noda di pakaian kita sulit dihilangkan. Bisa dibayangkan, bagaimana rasanya jika kemeja putih baru kita kotor dan sulit dibersihkan, sangat disayangkan bukan? Untungnya kita punya sahabat yang setia membantu melenyapkan noda tersebut, yaitu pemutih pakaian. Sebenarnya, siapa sih pemutih pakaian itu? Bagaimana bisa dia dengan sukarela membersihkan noda pada kain putih yang bahkan kebanyakan detergent enggan melakukanya?

Sebelum membahas cara kerja pemutih, mari kita kenali beberapa  jenis yang beredar di pasaran. Yang pertama adalah pemutih pakaian berbentuk bubuk halus yang biasa dikenal dengan pemutih oksigen, atau natrium perkarbonat. Pemutih ini terbuat dari campuran baking powder dan hidrogen peroksida. Ketika bercampur dengan air, pemutih ini akan bereaksi menghasilkan gelembung untuk membersihkan kotoran dan noda. Pemutih ini juga aman untuk segala jenis warna, sehingga kita tak perlu khawatir pakaian kita luntur saat menggunakannya.

Yang kedua adalah pemutih klorin yang berbentuk cairan. Pemutih ini terbuat dari campuran natrium hipoklorit dan air. Selain berfungsi sebagai desinfektan yang membunuh bakteri dan jamur, pemutih jenis ini sangat efektif mengusir noda dan warna apapun, termasuk warna pakaian  dan membuatnya menjadi tampak  putih. Oleh sebab itu, jangan coba-coba merendam pakaian berwarna kedalam pemutih jenis ini jika tak ingin melihat pakaian kita luntur. Pemutih jenis kedua inilah yang nantinya akan kita bahas. Hindari mencampur pemutih ini dengan detergent lain, karena akan menghasilkan gas klorin yang berbahaya jika terhirup.

Pemutih sebenarnya tidak tahu apa yang dimaksud putih. Yang mereka tahu adalah warna, baik warna noda pakaian atau warna pakaian itu sendiri. Pemutih menyerang senyawa-senyawa kimia berwarna, entah apa penyebabnya mereka begitu benci terhadap warna, lalu hasilnya adalah berkurangnya atau hilangnya warna, yang oleh otak kita diterjemahkan sebagai putih.
Senyawa pemutih merupakan senyawa nukleofil, yaitu senyawa yang memiliki banyak elektron. Elektron-elektron ini lah yang menjadi amunisi utama dalam melumpuhkan noda. Sementara itu, noda dan warna pakaian, termasuk senyawa yang memiliki warna, juga memiliki gugus kromophor atau ikatan rangkap terkonjugasi. Ikatan rangkap inilah yang menjadi target serangan senyawa pemutih.

Ketika senyawa berwarna mengalami resonansi (perpindahan ikatan rangkap), ujung rantai ikatan rangkap akan bermuatan positif sehingga sangat kekurangan elektron (elektrofil). Disaat itulah senyawa pemutih akan menyerangnya dengan amunisi elektron yang ia miliki.

Senyawa pemutih akan merusak semua ikatan rangkap yang dimiliki kotorandan pewarna pakaian, sampai tidak memiliki ikatan rangkap terkonjugasi. Akibatnya, ikatan rangkap pada senyawa kotoran berubah menjadi bentuk linier dan warna yang mereka miliki pun akan hilang menjadi bening seperti warna air. Itulah sebabnya mengapa pemutih dapat melunturkan semua jenis warna, baik warna noda maupun warna pakaian itu sendiri.

Sumber :

Sumber gambar :

0 komentar:

Posting Komentar