Jumat, 18 Maret 2016

Sifat Penurut Gelombang Laut


Berekreasi ke pantai merupakan salah satu kegiatan yang paling tepat untuk mengisi waktu liburan. Sambil duduk di pantai, menikmati segarnya es kelapa muda, hembusan angin laut yang menyegarkan badan, serta indahnya deburan gelombang air laut mampu melepas segala kejenuhan selama bekerja ataupun belajar. Sungguh luar biasa dunia ciptaan Yang Maha Kuasa ini.


Dari sekian banyak objek yang ada di pantai, ada satu yang membuat saya terpikat, yaitu gelombang laut. Seperti yang sudah kita tahu, gelombang laut pada dasarnya hanyalah gelombang air yang dibangkitkan oleh tenaga angin. Ketika dalam penerbangan dari Jakarta ke Semarang, untuk pertama kalinya saya melihat dengan jelas gelombang di tengah Laut Jawa. Di tengah laut, ternyata arah gelombang tak tentu, mereka bebas bergerak sesukai hati. Namun, bagaimana bisa arah gelombang di tepi pantai selalu sejajar mengikuti bentuk garis pantai? Padahal, angin yang memicu gelombang tersebut juga bergerak tak tentu arah, tidak selalu ke arah pantai.

Yah, percaya atau tidak, gelombang  sebenarnya tahu jika mereka sudah dekat dengan pantai. Gelombang yang datang biasanya arahnya sedikit miring terhadap garis pantai. Ketika mencapai pantai, secara perlahan arah gelombang akan membelok dan  otomatis mengikuti alur pantai. Hanya saja, bagaimana caranya objek tak hidup ini melakukanya?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita bahas terlebih dahulu bagaimana cara berbagai jenis kendaraan berbelok. Sepeda, sepeda motor, mobil, bus, dan truk mampu berbelok karena roda depan mereka mampu dibelokan dengan bebas, dan roda belakang tinggal mengikutinya. Tapi tunggu dulu, bagaimana dengan tank lapis baja yang semua rodanya dihubungkan dengan rantai baja dapat membelok?  Pasti roda depannya mustahil dibelokan karena sudah jadi satu paket dengan roda belakang.

Setelah sekian lama, akhirnya saya menemukan jawabanya saat mengamati petani yang tengah membajak sawah dengan traktor tangan. Petani tersebut dengan mudahnya mengendalikan gerakan traktor yang berat itu. Ketika dia ingin traktornya berbelok ke kanan, dia cukup mengerem roda sebelah kanan. Roda kanan akan bergerak lebih lambat daripada roda kiri, sehingga pada saat itu jarak tempuh roda kanan lebih kecil daripada roda kiri, dan akhirnya traktor berbelok ke kanan. Begitu juga baliknya.

Hal yang sama  terjadi pada kasus tank lapis baja. Ketika kedua sisi roda bergerak dengan kecepatan sama, tank akan bergerak lurus. Jika ingin berbelok, tank hanya perlu memperlambat gerak salah satu sisi rodanya. Walaupun demikian, saya juga belum tahu pasti  mekanisme gerakan tank secara keseluruhan.

Baik, itu semua tentang kendaraan, yang sudah pasti punya roda untuk menggerakanya. Lalu, apa hubunganya dengan gerakan gelombang yang jelas-jelas tidak memerlukan roda untuk bergerak?
Kembali ke persoalan mengenai gelombang. Gelombang laut termasuk gelombang transversal, yang memiliki bukit dan lembah gelombang. Bukit gelombang biasa kita lihat di atas permukaan laut, sedangkan lembah gelombang biasanya di bawah permukaan laut. Ketika mendekati pantai, lembah gelombang   akan bergesekan dengan dasar pantai yang dangkal sehingga kecepatan gelombang berkurang.


Misalkan, mula-mula datang gelombang  posisinya miring dengan sisi bagian kanan lebih dekat ke garis pantai. Lembah gelombang bagian kanan akan bergesekan dengan dasar pantai, sehingga sisi kanan gelombang bergerak lebih lambat, dan sisi sebelah kiri bergerak lebih cepat sehingga gelombang berbelok ke kanan. Gelombang akan berhenti berbelok ketika sisi sebelah kiri juga menyentuh dasar pantai, sehingga kecepatan kedua sisi sama, dan pada saat itulah arah gerak gelombang sudah sejajar dengan alur garis pantai.

Sumber Gambar : 
http://4.bp.blogspot.com/

0 komentar:

Posting Komentar