Selasa, 23 Februari 2016

Waspadai Bahaya Petir di Musim Hujan

sumber gambar : www.pasangpenangkalpetir.com

Sebagai negara yang terletak di daerah tropis serta dikelilingi oleh lautan membuat Indonesia rawan akan sambaran petir. Indonesia juga merupakan salah satu dari tiga wilayah dengan kepadatan petir tertinggi di dunia selain di Afrika Tengah dan lembah sungai Amazon. Kepadatan petir di Indonesai bervariasai antara 5 sampai 15 sambaran petir  per kilometer persegi pertahun, sebagai perbandingan untuk wilayah Eropa dan Jepang berkisar antara 1 hingga 3 petir per kilometer persegi per tahun. Bahkan daerah Cibinong pernah tercatat dalam Guiness Book of Record sebagai daerah dengan kejadian petir terbanyak pada tahun 1988, dengan jumlah 322 petir per tahun.

Petir melepaskan energi dalam jumlah yang luar biasa, sehingga seringkali menimbulkan korban jiwa serta kerusakan peralatan elektronik tiap kali terjadi sambaran. Seperti kejadian yang baru-baru ini terjadi pada laman kompas.com pada  hari Sabtu, 23 Januari 2016, dikemukakan bahwa satu orang warga Desa Dukuhdepok, Kecamatan Wuluhan, Jember, Jawa Timur yang tewas tersambar petir usai mencari rumput di Dusun  Krajan, Desa Ampel, kecamatan setempat. Informasi mengenai bahaya yang ditimbulkan petir dan proteksinya sangat diperlukan masyarakat guna mengurangi jumlah kerugian yang timbul akibat sambaran petir.

Mengenal Petir Lebih Dekat

Petir sejatinya merupakan fenomena alam biasa yang terjadi pada pembentukan awan hujan Cumulonombus (CB). Peristiwa terjadinya petir diawali dengan terjadinya lompatan muatan listrik pada awan, baik yang bermuatan listrik negatif maupun positif. Lompatan muatan listrik ini bisa terjadi antara awan dengan awan, awan dengan udara, serta awan dengan bumi. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif yang cukup besar antara awan ke bumi ataupun sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Proses pemindahan muatan dari awan ke bumi melalui medium udara, dan terjadi lebih mudah pada saat udara lembab di musim hujan. Pelepasan muatan ini menimbulkan panas luar biasa yang menyebabkan udara disekitarnya memuai secara tiba-tiba sehingga timbul ledakan suara.

Energi yang dihasilkan oleh satu sambaran petir bisa mencapai 55 kWh. Arus listrik yang dihasilkan umumnya berkisar antara 30 – 80 kA. Semakin besar arus yang dihasilkan akan menyebabkan kenaikan tegangan yang semakin besar pula. Suhu pada jalur yang dilewati petir dapat mencapai 10.000 oC, sebagai perbandingan suhu dalam tanur untuk meleburkan besi adalah antara 1.050 hingga 1.100 oC. Dengan jumlah arus lisrik serta panas tinggi itulah yang membuat kerusakan akibat sambaran petir cukup parah.

Melindungi Diri dari Sambaran Petir

         Mengingat begitu hebatnya kerusakan yang ditimbulkan petir, maka sangat perlu bagi kita semua untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan apabila terjadi petir. Cara yang paling efektif adalah dengan tetap berada dirumah ketika hujan disertai petir melanda. Cabut semua stop kontak, kabel telepon, serta antenna televisi. Hindari penggunaan perangkat elektronik untuk mengurangi kemunginan tersambar petir. Apabila petir menyambar rumah, muatan listrik akan tersebar secara merata ke seluruh tepi dinding rumah, kemudian mengalir ke tanah, sehingga kita tak akan terkena dampaknya. Namun hindari pipa saluran air karena petir mampu merambat lewat pipa logam saluran air. Selain itu gunakan sandal karet atau kaus kaki kering sebagai upaya untuk menghindari kontak langsung dengan tanah.

Apabila kita sedang berada di luar ruangan, maka segera cari perlindungan ke dalam gedung atau mobil. Bagi petugas yang bekerja di bandara, jangan berlindung di bawah sayap pesawat atau di dekat roda, karena posisi ekor pesawat yang tinggi bisa tersambar petir dan langsung mengalir ke badan pesawat. Apabila kita sedang berada di kapal, jauhi benda-benda tinggi seperti tiang layar agar tidak tersambar petir. Pada saat kita berdiri di tempat terbuka, secepatnya dekati objek tinggi dengan jarak paling aman 2,5 meter dari objek tinggi tersebut. Semakin jauh posisi kita dari  objek tinggi tersebut, semakin besar kemungkinan tersambar petir. Hindari berteduh dbawah pohon, karena muatan listrik bisa mengalir melalui sulur-sulur pohon ke tubuh kita. Apabila kita sedang berada bersama orang lain di area terbuka, maka buatlah jarak antar orang sekitar 5 meter. Dan jika kita terpaksa tidak menemukan tempat berlindung, maka kita bisa berjongkok dengan menundukan kepala, menutup rapat kedua kaki, dan usahakan kedua tangan tidak menyentuh tanah. Selain itu hindari berbaring karena memudahkan peyaluran muatan listrik dari tanah ke tubuh.

           Bencana banjir dan petir memang bisa kapan saja memporak-porandakan kehidupan kita tanpa mengenal waktu dan tempat. Oleh karena itu, marilah kita sedini mungkin memahami risiko serta proteksi diri dari petir sebagai upaya meminimalisir dampak yang buruk dari bencana yang dapat terjadi kapan saja disekitar kita.

0 komentar:

Posting Komentar