sumber gambar : |
Sebagai
negara yang terletak di daerah tropis serta dikelilingi oleh lautan membuat
Indonesia rawan akan sambaran petir. Indonesia juga merupakan salah satu dari
tiga wilayah dengan kepadatan petir tertinggi di dunia selain di Afrika Tengah
dan lembah sungai Amazon. Kepadatan petir di Indonesai bervariasai antara 5
sampai 15 sambaran petir per kilometer
persegi pertahun, sebagai perbandingan untuk wilayah Eropa dan Jepang berkisar
antara 1 hingga 3 petir per kilometer persegi per tahun. Bahkan daerah Cibinong
pernah tercatat dalam Guiness Book of Record sebagai daerah dengan kejadian
petir terbanyak pada tahun 1988, dengan jumlah 322 petir per tahun.
Petir
melepaskan energi dalam jumlah yang luar biasa, sehingga seringkali menimbulkan
korban jiwa serta kerusakan peralatan elektronik tiap kali terjadi sambaran. Seperti
kejadian yang baru-baru ini terjadi pada laman kompas.com pada hari Sabtu, 23 Januari 2016, dikemukakan
bahwa satu orang warga Desa Dukuhdepok,
Kecamatan Wuluhan, Jember, Jawa Timur yang tewas tersambar petir usai mencari
rumput di Dusun Krajan, Desa Ampel,
kecamatan setempat. Informasi mengenai bahaya yang ditimbulkan petir dan proteksinya
sangat diperlukan masyarakat guna mengurangi jumlah kerugian yang timbul akibat
sambaran petir.
Mengenal
Petir Lebih Dekat
Petir
sejatinya merupakan fenomena alam biasa yang terjadi pada pembentukan awan
hujan Cumulonombus (CB). Peristiwa terjadinya petir diawali dengan terjadinya
lompatan muatan listrik pada awan, baik yang bermuatan listrik negatif maupun
positif. Lompatan muatan listrik ini bisa terjadi antara awan dengan awan, awan
dengan udara, serta awan dengan bumi. Jika perbedaan potensial antara awan dan
bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif yang cukup besar
antara awan ke bumi ataupun sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Proses pemindahan
muatan dari awan ke bumi melalui medium udara, dan terjadi lebih mudah pada
saat udara lembab di musim hujan. Pelepasan muatan ini menimbulkan panas luar
biasa yang menyebabkan udara disekitarnya memuai secara tiba-tiba sehingga
timbul ledakan suara.
Energi
yang dihasilkan oleh satu sambaran petir bisa mencapai 55 kWh. Arus listrik
yang dihasilkan umumnya berkisar antara 30 – 80 kA. Semakin besar arus yang
dihasilkan akan menyebabkan kenaikan tegangan yang semakin besar pula. Suhu
pada jalur yang dilewati petir dapat mencapai 10.000 oC, sebagai
perbandingan suhu dalam tanur untuk meleburkan besi adalah antara 1.050 hingga
1.100 oC. Dengan jumlah arus lisrik serta panas tinggi itulah yang
membuat kerusakan akibat sambaran petir cukup parah.
Melindungi
Diri dari Sambaran Petir
Apabila
kita sedang berada di luar ruangan, maka segera cari perlindungan ke dalam
gedung atau mobil. Bagi petugas yang bekerja di bandara, jangan berlindung di
bawah sayap pesawat atau di dekat roda, karena posisi ekor pesawat yang tinggi
bisa tersambar petir dan langsung mengalir ke badan pesawat. Apabila kita
sedang berada di kapal, jauhi benda-benda tinggi seperti tiang layar agar tidak
tersambar petir. Pada saat kita berdiri di tempat terbuka, secepatnya dekati
objek tinggi dengan jarak paling aman 2,5 meter dari objek tinggi tersebut.
Semakin jauh posisi kita dari objek
tinggi tersebut, semakin besar kemungkinan tersambar petir. Hindari berteduh
dbawah pohon, karena muatan listrik bisa mengalir melalui sulur-sulur pohon ke
tubuh kita. Apabila kita sedang berada bersama orang lain di area terbuka, maka
buatlah jarak antar orang sekitar 5 meter. Dan jika kita terpaksa tidak
menemukan tempat berlindung, maka kita bisa berjongkok dengan menundukan
kepala, menutup rapat kedua kaki, dan usahakan kedua tangan tidak menyentuh
tanah. Selain itu hindari berbaring karena memudahkan peyaluran muatan listrik
dari tanah ke tubuh.
Bencana banjir dan
petir memang bisa kapan saja memporak-porandakan kehidupan kita tanpa mengenal
waktu dan tempat. Oleh karena itu, marilah kita sedini mungkin memahami risiko
serta proteksi diri dari petir sebagai upaya meminimalisir dampak yang buruk dari
bencana yang dapat terjadi kapan saja disekitar kita.
0 komentar:
Posting Komentar